Sabtu, 29 September 2012

Song Of The DeePest Heart Of Someone



Perahu kertasku kan melaju

Membawa surat cinta bagimu

kata-kata yang sedikit gila

tapi ini adanya…..




Setiap pagi sehabis sholat shubuh saya selalu menghabiskan waktu menunggu sang fajar keluar dari tidor setengah harinya dengan berjalan-jalan mengelilingi desa...
dalam penat saya selalu terlintas betapa sedihnya jika lau saya meninggalkan tempat saya bernaung ini selama hampir 20th lebih hmmm...(sigh...)

dulunya tempat ini adalah tempat dimana saya bersama beberapa teman saya menghabiskan waktu bersama seperti bermain sepeda, petak umpet, main layangan, nonton layar tancep, nonton wayang mpe semalem suntuk mpe pulang pernah lari terbirit22 karena nabrak orang yang dandanannya persis drakula pake jubah panjang namanya anak kecil pasti takut lah heeeh....hmmmm ...(sigh)

tapi semua sudah berubah sudah tidak seperti dulu lagi temapat itu dulunya ada beberapa pohon tinggi-tinggi yang biasanya dijadikan tempat berteduh (bukan tempat untuk mencari pangsit eeh wangsit heeh...) dan bermain tapi kini menjadi tempat ruko-ruko berjejer....hhhhmmm...[sigh]

saya pun berpikir kembali begitu banyak perubahan disekitar saya selama 20th lebih ini, apa ya yang berubah dari diri saya selain tambah subur dan cantik...heeh (lebay ",]....

mungkin lo dipikir sekarang belum ada wujudnya masih dalam angan terdalam dan segera soon bakal insyaallah akan tercapai apa yang dimau saya dan juga orang terkasih saya... (standing applause heeeh....)

kalo dipikr mana mungkin sich dari jabang bayi bisa langsung bicara dan jalan pasti ada donk usaha dan proses just like proses nya tumbuh kembang sebuah pohon yang dari biji muncul batang truss daun mulai tinggi lalu mulai merembet akarnya mengajak temannya sama seperti kita manusia penuh proses jangan mengeluh kalo belum sampai tempat tujuan.....


nb: kalo pesennya Tukul Arwana (tau donk sapa????...) 























Minggu, 09 September 2012

From Zero To Be MoneYMan




Sama-sama
terbuat dari kertas,
sama-sama dicetak dan
diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia.
Pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah
dari Bank dan beredar di masyarakat.
Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi
secara tidak sengaja di dalam
dompet seorang pemuda.
Kemudian diantara kedua uang
tersebut terjadilah percakapan,

Rp.100.000 bertanya kepada
yang Rp.1000 "kenapa badan kamu begitu lusuk,
kotor dan bau amis?"

Dijawablah olehnya "karena aku begitu keluar
dari Bank langsung ditangan orang-orang
bawahan, dari tukang becak,
tukang sayur,
penjual ikan dan di tangan
pengemis"

Lalu Rp.1000 bertanya balik pd
Rp.100.000
"kenapa kamu kelihatan begitu
baru, rapi dan masih bersih?"

Dijawabnya "karena begitu aku
keluar dari
Bank, langsung disambut perempuan cantik
dan beredarnyapun di restauran
mahal, di mall
dan jg hotel-hotel berbintang
serta keberadaanku selalu dijaga dan
jarang keluar dari dompet"

Lalu Rp.1000 bertanya lagi
"pernahkah engkau mampir di tempat ibadah?"

Dijawablah oleh Rp.100.000
"belum pernah "

Rp.1000. pun berkata lagi
"ketahuilah,,walaupun keadaanku seperti ini
adanya, setiap jum'at aku selalu mampir di
Masjid-Masjid,
Minggu Gereja-Gereja, Wihara, Klenteng, Pure
dan ditangan anak-anak yatim,
bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan
karena aku tidak dipandang manusia bukan
karena nilai tapi yang dipandang adalah
sebuah manfaat."

Akhirnya menangislah uang
Rp.100.000 karena
merasa besar, hebat, tinggi tapi
tidak begitu bermanfaat selama ini.

##
Jadi bukan seberapa besar
penghasilan Anda,
tapi seberapa bermanfaat penghasilan Anda itu.
Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang
yang selalu mensyukuri nikmat
dan memberi manfaat untuk semesta alam serta
dijauhkan dari sifat sombong



Adapted from: Kotak Hitam Dunia