Kamis, 25 Desember 2014

12 Hours



12 Hours
“Angkat tangan, jatuhkan senjata anda!!. Seketika itu pikiranku kosong tak ada lagi cahaya yang menunjukkan jalan untukku keluar dari sini................tapi

12:59:01, Rabu 17 Sep 2014.
Bapak, sebentar lagi akhir september kamu tau kan artinya apa, sebentar lagi pembayaran sekolah ali dan juga pembayaran lain – lainnya. Kemarin ibu ajeng warung sebelah sudah meminta bayaran hutang kita sudah banyak, aku sudah menutupi dengan berjuta alasan, entah apa lagi yang harus kukatakan untuk besok, bahkan aku sengaja memutar jalan agar tidak melewati warung bu ajeng... hmmm, Bapak!! Kamu dengarkan ibu tadi sudah bicara apa saja..
Iya ibu, bapak tau tak usahlah kau ulang beribu kali!! Aku pasti akan memberi mu uang untuk membayar semua hutang kita juga uang untuk ali. Kau tahu aku sudah menanyakan kepada sofyan tentang menjadi TKW di seberang sana, dia berjanji akan mengajakku kesana nanti, jadi kau tak perlu cerewet untuk mengingatkanku.
Apa benar itu bapak, jika benar kau harusnya hati – hati banyak tetangga yang berkata bahwa sofyan bukan orang yang baik dia seorang penipu, daripada bapak sibuk dengan dia lebih baik bapak mencari pekerjaan dari sekarang yang lebih baik.
Tau apa kau, ini urusan bapak yang penting hutang kita akan segera lunas..........(sambil berdiri dan pergi dengan membanting pintu).

11:38:01.
Ali mulai sekarang kamu duduk dengan sinta, kenapa bu? Apa kamu lupa tiap minggu kan sudah ibu guru bilang untuk bergiliran tempat duduknya. Tadi sinta bilang pada ibu bahwa kamu tidak mau duduk dengan sinta, apa benar itu ali!!. Iya bu guru. Kenapa kamu tidak mau, saya tidak suka bu. Sinta, anaknya tidak bisa diajak kerjasama bu. Apa iya ali, setahu ibu sinta anak yang pintar dan baik siapapun mau menjadi teman bangkunya masak iya tidak mau kerjasama denganmu? Memang kerjasama apa itu ali?. Kerjasama waktu ulangan bu guru... (berkata dengan tatapan polosnya).
Kamu itu ali. Berarti tidak ada alasan lagi mau tidak mau kamu duduk dengan sinta.

09:50:01.
Sofyan, jadi bagaimana apakah aku bisa kau ajak ke seberang? Soalnya sudah tidak betah aku disini terlalu banyak orang yang mengejarku, kau tau sendirilah. Toni.... toni, sudah kubilang berapa kali kepadamu janganlah kau main api jika tidak mau terkena api, sudah tau tidak punya uang masih brani pinjam sana – sini, gali lobang tutup lobang apa kau tidak pernah berfikir barang sedikitpun selama kau hidup hah... Tak usah kau ceramahi aku seperti istriku saja kau.(sambil mendengus kesal). Iya toni, aku kan sudah bilang kepadamu aku bisa mengajakmu keseberang dengan aman, tetapi sesampai disana kamu harus mempunyai kartu dan untuk mendapat kartu itu kamu harus membayarnya, ya seperti sebuah tiket, aku Cuma bisa mengantarmu tetapi untuk masuk aku tidak menjamin jika kamu tidak mempunyai kartu itu. Lalu bagaimana aku bisa mendapat kartu itu sofyan, bantulah sobat kau ini. Hmm..aku tidak tau sobat, aku tahu kamu tak punya uang lalu bagaimana? Bagaimana kalau kau bayari dulu, nanti gaji ku sebagian akan kuberi kepadamu sofyan. Hmm andai segampang itu ton, tapi kau tau sendiri uangku hanya cukup untuk mengantar kita berdua jika untuk kartu aku tidak bisa toni, maaf. Lalu apa gunanya aku ikut kau tapi tak bisa masuk!!. Sabar dulu toni kamu jangan cepat – cepat kesal, sebenarnya ada cara lain tapi aku tidak begitu suka dengan caraku ini. Apa itu sofyan? Coba kau jelaskan. Entahlah sobat aku agak ragu tentang ini.

06:10:01.
“Aku hanya memberitahu ini hanya karena terpaksa dan kau adalah sobatku toni, tapi demi apapun jangan kau ceritakan bahwa aku yang memberitahumu”, disebuah dusun tidak jauh dari sini kau tau ada tempat yang bernama cafe rubah, disana jika tengah hari biasanya diruang bawah ada kegiatan judi, yang menurut sumber ku tempatnya aman dan hasilnya lumayan, kamu bisa meminjam uang dulu dari sana jika hanya ingin mencoba dulu. Jadi kusarankan jika kamu ingin ikut tidak apa – apa, tetapi jika sudah menang jangan kau tergiur untuk maen lagi, karena jangan lupa akan rencana yang lebih besar. Itu pesan sofyan tadi kepadaku.
Dan sekarang aku disini sedang melihat situasi dibawah cafe rubah, benar kata sofyan memang disini ada judi ditengah hari, sehingga tidak menutup kemungkinan tempat ini sulit diketahui kegiatannya oleh pihak keamanan. Aku sedang memperhatikan bagian mana yang menurutku bisa untung nanti dibagian sini pemenangnya baru mendapat uang yang terlalu sedikit, aku harus mencari pemenang yang lebih banyak menangnya.
Akhirnya kutemukan tempatnya, sebelumnya aku telah mengikuti kata sofyan untuk meminjam sedikit uang dari penjaga untuk bermain dan semoga aku bisa menang. Permainan pertama kedua berlangsung seri, setelah ketiga mulai memanas aku salah dalam melangkah dan aku pun kalah, aku tidak terima akan kekalahanku akupun meminjam lagi uang untuk bermain hingga 3kali dan saat terakhir aku memenangkannya yang kuhasilkan lumayan untuk membayar pinjaman uang kepada penjaga, tetapi aku tidak membayar sepenuhnya kepada si penjaga aku berdalih akan membayarnya nanti setelah aku selesai bermain lagi, tetapi sial tak kuduga aku pun kalah bertubi – tubi penjaga tak mau meminjamkan uang lagi, dia marah kepadaku dan mengancamku. “Jika kamu tidak segera melunasi apa yang telah kau pinjam tadi, dengan tegang 12 jam dari sekarang kami akan mengincarmu dan membunuhmu, jikalau tidak mungkin juga kami akan kerumahmu!! Entah apa nanti jadinya!!, “kata penjaga”. Aku hanya bisa berjanji walau sebenarnya aku takut.

03:59:01.
Sekarang bubur sudah menjadi nasi, bagaimana lagi aku harus mencari uang, besok seharusnya aku sudah kemalaysia tetapi aku mengacaukannya.... aarrgghh.
Dan lagi jika aku tidak membayar kepada penjaga maka nyawa taruhannya dan juga keluargaku, aku tidak bisa menatap wajah ali dan juga rina. Dan seketika itu....
“Pak demi tuhan saya minta dengan sangat meminta bantuan anda untuk melindungi saya, saya berutang banyak dan saya kalah judi saya diancam jika tidak segera membayar, maka nyawa saya akan melayang”,kata toni pada seorang petugas keamanan. Maaf pak, sebaiknya anda pulang saja, saya rasa anda tidak begitu sehat. Pak saya sehat 100% saya masih normal pak, saya tidak mabuk dan tidak punya kelainan.
(aku rasa petugas ini tidak begitu yakin akan cerita ku mungkin aku butuh sesuatu untuk meyakinkannya.....dan aku melihat)
“Jangan bergerak dan ikuti saja apa kataku anak kecil, jika tidak pisau ini akan menggores wajahmu”!!, kataku pada anak SD ini (sambil mencengkeramnya dengan pisau yang kubawa dari rumah sofyan tadi, dan aku menuju tempat petugas tadi).
Apa yang anda lakukan pak!! Dia masih kecil apakah anda tega melakukannya, maaf saya terpaksa melakukannya jika anda tidak memenuhi permintaan saya tadi, dengan memberikan saya keamanan sampai saya dirumah saya. Iya pak, tetapi tidak seperti ini.

00:01:59.
Dan akhirnya petugas menyetujui permintaan toni untuk mengawalnya, tetapi toni tidak membebaskan anak tersebut. Semua cemas akan anak tersebut, yang sepertinya hampir setengah sadar. Pak jika boleh lepaskan saja anak tersebut kasihan dia, sepertinya anak ini susah untuk bernapas bagaimana jika dilepaskan saja toh permintaan anda sudah kami kabulkan. Hmm tidak pak!!, jika anda berani maka nyawa anak ini pun akan hilang, bukankah saya minta dia juga ikut saya sampai rumah!!.
Tetapi toni lupa disitu bukan hanya petugas itu saja, dia lengah dan tanpa sadar dia lupa bahwa peluru lebih cepat dari sayatan pisaunya.
Sebuah peluru menancap langsung dikepala dan dadanya, alhasil dia tewas seketika, syukur anak tersebut selamat walau ada luka bekas tekanan pisau toni selama itu. Yang belum berapa lama anak tersebut adalah siswa dari SD yang dekat dengan lokasi kejadian yang tak lain bernama santi.

00:00:00.
Zonk!!. Korban toni tewas ditangan petugas.
Hutang belum terbayar.
Santi sehat raga tapi jiwa mungkin memerlukan obat khusus.
Ali dan rani harus berjuang demi hidup mereka besok tanpa toni.
Sofyan tetap pergi ke malaysia.
Petugas mendapat citra akan perjuangannya.
Penjaga tetap menawarkan pinjaman bagi kamu yang mau main di cafe rubah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar